Sabtu, 13 November 2010

Dibalik Abu Vulkanik

Sedikit cerita tentang Merapi dan Jogja...

Malam itu, Kamis 4 November 2010, saya sih rencananya mau ke Karita, eh ada Informasi katanya di luar sana ada hujan abu yg pekat bgt. Oke, gagalah rencana saya.

Yaa saya nyantai aja, kan 'cuma' hujan abu, pikir saya.
Diem di kamar. Nggak ada rasa khawatir. Maklum, Merapi lg 'bangun'.

Entah apa yg ada dipikiran teman-teman sekos saya tentang hujan abu itu.
Mereka nggak tidur semalaman, nongkrongin TVone dan MetroTV.
Padahal saya udah tidur pulasss. No panic

Kira-kira jam setengah dua dini hari, saya ditelpon Ibu.
"kamu nggak apa-apa?"
"lha emang ada apa, Bu?"
"Itu di TV katanya Jogja hujan abu"
"Ah enggak tuuh, baik-baik aja"

Setelah nutup telpon dari Ibu, teman sekos saya ngetok pintu, saya disuruh bangun, nggak boleh tidur, situasi gawat.
Saya pun bingung. Kenapa orang-orang pada heboh tengah malem. Enakan jg tidur :p.
Keluar kamar, jeder jeder, ternyata emang serem. Udah bukan hujan abu lagi, tapi hujan pasir+kerikil. Subhanallah.
Saya pun memutuskan ikut ke kamar teman saya. Serem bo tidur sendirian.
Ternyata oh ternyataaa orang-orang satu kos nggak ada yg tidur dan pada ngumpul semua. Jelas, sambil melototin TVone dan Metro TV. ckckck
Apa separah itukah ketidakpekaan saya terhadap lingkungan saya? ckck
Separah itukah situasi Jogja saat ini?
Saya kok masih ngerasa aman dan nyaman yaa.

Hujan pasirnya serem sih. Tapi masih dalam batas wajar menurut saya. Aman.

Nyampe kampus.
Orang-orang pada pake masker karena hujan abu masih berlangsung.
Parahnya, teman-teman saya pada heboh mau eksodus. Katanya Jogja tidak aman. Ngek!
Saya masih nyantai. Belum ada niat buat eksodus.
Eh, teman saya malah maksa saya eksodus.
Kenapa sih mereka-mereka ini? Korban Media sepertinya.

Ketika pada akhirnya saya memutuskan untuk eksodus, alasan saya bukan karena Jogja sudah tidak aman. Bukan. Tidak sama sekali.
Tapi, karena efek dari hujan abu warung-warung makanan tutup semua. Mau makan pakai apa sayaaa? :(
Yasudah.

Doa saya untuk Jogja.
Semoga Jogja kembali normal, kembali asik.
Lindungi mereka semua, Ya Allah.

Buat media, tolong dong jangan buat berita berebihan.
Kita, masyarakat Jogja, udah cukup panik, malah ditambah-tambahin.
Tolong memberikan berita yang lebih mendidik.

Buat teman-teman saya, tetap jaga diri yaa.
Jagangan percaya berita/sms yg isinya hoax.
Percayalah, Allah SWT., selalu bersama kita.

Yeahh.
Yogyakarta tetap Berhati Nyaman
Sleman tetap Sembada
Jogja, Never Ending Asia

Jumat, 03 September 2010

Aku dan kamu bisa :)

Beberapa minggu yg lalu saya ketemu teman lama saya. Rasanya sehari kurang puas ngobrol sama dia. Maklum, obrolan kita kali ini lebih "berkelas", tentang masa depan ;)

Dia kuliah di Universitas Indonesia. PPSDM. Manajemen. Beasiswa CIMB Niaga. What perfect it is !
in depth of my heart, saya juga pengen seperti itu. Envy!
Oke, dia pinter. Menang olimpiade dimana-dimana. Saya pun melihat diri saya sendiri. Saya tidak pernah sekalipun ikut olimpiade. Hm Pernah dink, pas SD. Hehe. Lalu, mana mungkin saya bisa seperti dia.
and then dia meyakinkan saya
"aku dan kamu BISA"
Ya! Perjuangan Dia untuk mendapatkan itu semua ternyata tidak semudah yg saya bayangkan. Dan saya banyak belajar akan hal itu.
"Informasi adalah hal sepele yg tidak boleh disepelekan begitu saja"
 "Carilah informasi sekecil, sedikit apapun. Maka, kamu akan mendapatkan sesuatu yg besar."
"Kesempatan sekecil apapun akan menjadi keberuntungan yg sangat besar"
Itu sedikit dari yang saya dapat dari pengalaman teman saya. Ya, Informasi. Selain itu saya harus lebih berani, katanya. :)

SAYA HARUS BISA.

*Terima kasih kepada Alia Noor Anoviar.
Obrolan yg penuh motivasi. Selebihnya, kamu memang pantas mendapatkan itu. Good Job. I Like It :p

Kamis, 19 Agustus 2010

first post

kata pertama, BINGUNG!
yeah saya bingung mau menulis apa..

kemarin saya habis buka-buka internet, nyari kata-kata mutiara gitu.
dan saya menemukan kalimat yang aku sukaaa. Cekidott :)
"happiness isn't having what you want, it is enjoying what you have" 

Well..
coba deh kita cintai apa yang kita lakukan, jangan melakukan apa yang kita cintai.
mencoba menikmati apa yang telah kita punyai.

and we can  smile happily